GKJW Pro

GKJW Pro
Majelis Jemaat GKJWPro

Jumat, 17 Oktober 2025

KONSULTASI NASIONAL PENGURANGAN RISIKO BENCANA (PRB) & MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (MAPI)

A blue and orange background with white text

AI-generated content may be incorrect.Sekitar bulan September dan Oktober tahun ini (2025), rasanya udara sudah semakin panas. Banyak orang mengatakan semakin panas, iklim sulit diidentifikasi dan cuaca tidak lagi terduga. Pagi dingin, eh… siangnya sangat panas. Menyikapi isu ekologis semacam ini, semua orang lembag agama, termasuk gereja, NGO dan masyarakat untuk berefleksi terkait berbagai peristiwa ekologis yang telah terjadi.


PGI melalui Biro PRB PGI, Komisi PRB PGI, Bidang KKC PGI, Komisi Lingkungan Hidup, Biro Pemuda, YAKOMA bersama dengan pemerhati lingkungan hidup dan kampus, termasuk di dalamnya UKSW melaksanakan kegiatan yang bertajuk “KONSULTASI NASIONAL PENGURANGAN RISIKO BENCANA (PRB) & MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (MAPI) 15-17 Oktober 2025 yang berlokasi di kampus UKDW Jogjakarta.

Kegiatan KONAS ini dilatarbelakangi berbagai pemikiran dan reflektif. Saya memuat ulang pemikiran KONAS sebagai berikut:

“Dalam dekade terakhir, dunia, termasuk Indonesia, kian merasakan dampak nyata dari krisis iklim dan meningkatnya frekuensi bencana alam. Banjir, tanah longsor, kekeringan, gelombang panas, dan badai tropis tidak lagi menjadi peristiwa yang jarang terjadi, melainkan kenyataan sehari-hari yang melanda komunitas-komunitas lokal. Situasi ini menghadirkan luka ekologis yang mendalam, terutama bagi kelompok rentan: masyarakat miskin, perempuan, anak-anak, dan komunitas adat yang kehidupannya sangat bergantung pada alam. Lebih dari sekadar fenomena alam, krisis iklim telah menjadi krisis kemanusiaan yang menyentuh dimensi moral, spiritual, dan keadilan sosial.

Dalam realitas seperti ini, Gereja dipanggil untuk hadir bukan hanya sebagai ruang ibadah atau komunitas spiritual yang berpusat pada kehidupan liturgis, melainkan sebagai agen ketangguhan dan keadilan. Gereja memiliki mandat iman untuk menghadirkan kabar baik bagi dunia yang sedang merintih. Kehadiran Gereja di tengah bencana bukan sekadar dalam bentuk bantuan darurat, tetapi juga dalam upaya membangun kesadaran ekologis, menguatkan kesiapsiagaan komunitas, mendampingi pemulihan, serta mendorong perubahan kebijakan publik yang lebih adil bagi bumi dan manusia. Dengan demikian, panggilan Gereja bersifat transformatif: membawa iman yang diwujudkan dalam aksi nyata demi kehidupan yang lebih bermartabat.

Peran oikumenis dalam konteks ini menjadi sangat penting. Krisis iklim dan bencana tidak mengenal batas denominasi maupun institusi. Tantangan global ini menuntut solidaritas yang melampaui sekatsekat gereja dan lembaga. Gereja-gereja dari berbagai sinode, lembaga pelayanan Kristen, akademisi, dan komunitas iman dipanggil untuk bersatu, merumuskan strategi bersama, dan meneguhkan arah baru gerakan oikumenis yang berlandaskan iman sekaligus relevan dengan konteks zaman. Solidaritas ini bukan hanya simbolis, tetapi harus diwujudkan dalam jejaring kerja yang kokoh, saling menopang, dan mampu memobilisasi daya serta dana secara mandiri untuk menjawab tantangan kemanusiaan dan ekologis.

Di tengah urgensi inilah, Konsultasi Nasional (KONAS) Gereja-Gereja hadir sebagai ruang perjumpaan, refleksi, dan konsolidasi bersama. KONAS menjadi wadah di mana Gereja-gereja dan lembaga Kristen dapat saling berbagi pengalaman, mengidentifikasi tantangan, merumuskan strategi baru, dan menyusun arah gerakan oikumenis yang lebih mandiri. Melalui ibadah, diskusi teologis, gelar wicara (talk show), refleksi kelompok, dan pleno, KONAS dapat melahirkan rumusan teologi yang meneguhkan komitmen pada keadilan iklim dan pengurangan risiko bencana. Lebih jauh lagi, KONAS menjadi momentum profetik: menyuarakan kepedulian gereja terhadap bumi dan kehidupan, memperdalam komitmen solidaritas, serta menyusun peta jalan (roadmap) aksi bersama yang dapat diimplementasikan hingga ke jemaat dan lembaga di tingkat lokal.

Dengan demikian, KONAS bukan hanya sebuah agenda tahunan atau forum formalitas, melainkan sebuah tonggak penting dalam perjalanan oikumenis Gereja di Indonesia. Ia merupakan panggilan iman sekaligus strategi praksis untuk meneguhkan kemandirian, memperluas jejaring, dan memperkuat aksi bersama dalam menghadapi krisis iklim dan bencana demi kehidupan yang lebih adil dan berkelanjutan

Konsultasi Nasional Gereja - Gereja bertujuan untuk meneguhkan kemandirian oikumenis dalam menghadapi krisis iklim dan risiko bencana melalui refleksi iman, perumusan strategi teologis dan praksis, serta penguatan jejaring solidaritas lintas sinode, lembaga, dan mitra, sehingga Gereja mampu hadir sebagai agen ketangguhan dan keadilan bagi komunitas dan ciptaan Allah.”

Semoga upaya dan kerjakeras untuk menghadirkan bumi yang inklusi pada akhirnya menghadirkan warisan baik bagi anak cucu di kemudian hari.


KONSULTASI NASIONAL PENGURANGAN RISIKO BENCANA (PRB) & MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (MAPI)

Sekitar bulan September dan Oktober tahun ini (2025), rasanya udara sudah semakin panas. Banyak orang mengatakan semakin panas, iklim su...