Dibalik derita ada kemuliaan,
demikian tema paskah di GKJW Jemaat Pronojiwo. Tema ini akan menyemangati
setiap warga Jemaat dan selanjutnya keluarga-keluarga untuk terus
mengoptimalkan pelayanannya kepada Tuhan Yesus melalui cinta dan pengorbanannya
kepada keluarga.
Menjadi
warga GKJW Pro adalah sebuah kebanggaan. Mengapa? Kita memiliki saksi iman,
bukan hanya seperti yang tertulis dalam Sitab
Suci (Ibr 11) seperti: Habel, Henokh, Nuh, Abraham, Ishak,
Yakub, Yusuf ataupun Musa, tetapi teladan hidup yang terus menginspirasi kita
dalam mempertahankan iman dan kehidupan dalam keterbatasan.
Sebut
saja mbah Abi, misalnya. Ia selalu memberikan senyumnya yang renyah kepada siapapun yang berkunjung
kepadanya, meskipun ia sendiri berada dalam kondisi yang kurang sehat. Tidak
ada kalimat mengeluh dan atau mengiba. Ia tinggal dengan anak-cucu yang tidak
seiman, tetapi ia senantiasa merasakan kuasa dan campur tangan Tuhan dalam
keseharian. Terima kasih mbah Abi untuk inspirasi dan keteladanan untuk setia
dalam “penderitaan” Tuhan, karena kemuliaan Tuhan sudah menunggu panjenengan.
“Allah telah
menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita” (Ibr 11:40a), karenanya
dalam rangka menyambut paskah tahun ini: Mari
setia kepada Tuhan, gereja, suami-isteri, orang tua dan masyarakat demi
kebenaran. Dibalik derita ada kemuliaan Tuhan yang sudah disiapkan untuk kita.
Majelis Jemaat mengucapkan terima kasih kepada
segenap warga pasamuwan atas doa,
dukungan dan kerjasamanya dalam mewujudkan penghayatan sebagai pengikut
Kristus. “Selamat menyambut paskah saudara-saudara GKJW Pro”. Tuhan Yesus memberkati.
Salam Hormat
PHMJ GKJW
Pro
Hari ke-1
Roma
4:18
(Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk
berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa
banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya
nanti keturunanmu.")
Seorang
ibu mengisahkan pengalaman hidup anaknya. "Waktu itu, anakku berusia lima
tahun ketika ia mengalami luka bakar yang cukup parah di bagian tungkainya.
Dokter mengatakan bahwa ia tidak akan bisa berjalan lagi seumur hidupnya.
Anakku tahu tentang vonis dokter itu, tetapi ia tidak pernah menyerah pada apa
yang mereka katakan.
Setiap
hari aku menyaksikan bagaimana ia berusaha sekuat tenaga untuk belajar
berjalan. Tekad dan harapan yang membara di hati anakku, membuat ia terus
melatih kakinya meskipun ia harus menahan rasa sakit di setiap langkahnya.
Beberapa waktu berlalu, ketekunannya tidak sia-sia. Ia sudah bisa berlari meski
awalnya sangat lamban tetapi makin lama ia bisa berlari dengan cepat.
‘Sebelumnya aku sudah mengatakan bahwa aku pasti bisa berjalan lagi, bahkan
akan akan berlari lebih cepat dari siapapun' katanya. Pada tahun 1936 ia meraih
prestasi lari untuk jarak satu mil dalam waktu 4:06 dan untuk saat itu
merupakan rekor dunia."
Setiap
pemenuhan sebuah harapan selalu diperhadapakan pada sebuah penderitaan.
Penderitan itu bukan harus dihindari tetapi harus dijalani dan dikalahkan.
Sebuat tekat dan harapan yang kuat akan menentukan hasil yang maksimal dan
keberhasilan.Tekad dan harapan adalah dua ‘sahabat' yang akan mendampingi kita
mencapai sukses. Harapan akan membuat kita tersenyum, saat semua orang
menangis. Harapan membuat kepala kita tetap tegak menatap jauh ke depan, saat
begitu banyak tantangan yang menghadang. Harapan merupakan kekuatan yang
diberikan Tuhan agar kita dapat terus berjuang. Harapan akan menunjukkan arah,
ketika kita mulai kehilangan tujuan. Mampukan kita merubah ‘penderitaan’
menjadi ‘suka cita’
Hidup
akan terasa lebih hidup jika kita masih menyimpan sejuta harapan dan tekad di
hati. Banyak hal yang dapat kita raih dan wujudkan dengan sebuah harapan,
karena itu jangan pernah kehilangan harapan dan tekad di dalam hidup Anda.
Tidak
ada yang dapat dicapai sebelum Anda memulainya. Kesuksesan akan lebih cepat
diperoleh saat Anda mengharapkannya.
Selamat menumbuh kembangkan ‘tekat dan harapan’ ditengah-tengah ‘penderitaan’ karena di balik penderitaan itu ada kemuliaan, amin.
Hari ke-2
"Hatiku siap, ya Allah, hatiku
siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur." Mazmur 57:8
Secara
umum ada dua macam masalah dalam hidup ini. Pertama, masalah yang
bersifat tidak langsung, muncul dari serangkaian peristiwa. Masalah
semacam ini bisa diselesaikan melalui doa. Kedua, yang bersifat
lebih personal: penderitaan yang disebabkan oleh proses disakiti,
direndahkan atau dipermalukan oleh orang lain. Perasaan tersakiti seperti
itu atau pun penghinaan dari orang lain tampaknya tidak dapat diselesaikan
hanya melalui doa, tapi kita pun harus bertindak dan membuka hati untuk
melepaskan pengampunan kepada orang-orang yang menyakiti kita. Jika
tidak, sampai kapan pun kita akan tetap merasa terluka, benci, marah, dendam
dan pahit hati. Dan itu tidak berkenan kepada Tuhan dan menjadi
penghalang bagi doa-doa kita. Alkitab menegaskan, "Segala
kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari
antara kamu, demikian pula segala kejahatan." (Efesus
4:31). Bahkan firman Tuhan keras menyatakan bahwa jika kita tidak
mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita, maka Tuhan pun tidak akan
mengampuni kita (baca: Matius 6:15).
Selain
itu kita juga harus memaksa jiwa kita untuk memuji-muji Tuhan seperti yang
dilakukan oleh Daud, "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan
gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi
kepada-Nya, penolongku dan Allahku!" (Mazmur 42:6). Kita
akan dipulihkan jika kita senantiasa memuji-muji Tuhan dan bersukacita.
Ketika kita memuji Tuhan, roh kita naik dan melebihi masalah kita, dan Tuhan
sendirilah yang membereskan perasaan buruk kita tersebut.
Dikatakan, "Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan
membalut luka-luka mereka;" (Mazmur 147:3). Ketika
perasaan kita tersakiti jangan sampai kita membiarkan roh kita putus asa.
Kita harus mengatasi semua perasaan buruk dan memuji Tuhan. Jangan beri
kesempatan kepada Iblis untuk menguasai hati kita.
Daud
tidak membiarkan kesedihan, kepahitan, dendam dan sebagainya berkuasa di dalam
hatinya ketika terus dikejar-kejar oleh Saul yang hendak membunuhnya.
Bahkan, meski beberapa kali ia beroleh kesempatan untuk membalaskan dendamnya
terhadap Saul, Daud tidak melakukannya. Dan ketika mendengar kabar
tentang kematian Saul pun, Daud sama sekali tidak bersukacita.
Sebaliknya, kematian Saul membawa suatu ratapan yang besar baginya.
Penderitaan
Tuhan Yesus mendasari kita dalam mengatasi penderitan yang bersifat personal.
Kasihilah orang-orang yang pernah membuat Anda menderita, niscaya sukacita yang
Anda peroleh. Jangan biarkan
'luka-luka batin' yang ada menghalangi doa-doa kita. Selamat
Paskah, Tuhan Yesus memberkati. Amin
Hari ke-3
"Tetapi yang benar ialah, bahwa
Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari
orang-orang yang telah meninggal." 1 Korintus 15:20
Memiliki
harapan tanpa disertai dengan dasar yang kuat tidak akan berarti apa-apa.
Karena itu kita wajib mempercayai Allah yang telah membangkitkan Kristus dari
kematian dan Dia akan membangkitkan kita juga. Tuhan Yesus berkata,
"Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan
hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya
kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya." (Yohanes 11:25-26a).
Kita
harus yakin terhadap harapan yang terberkati seperti tertulis: "supaya
oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta,
kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau
pengharapan yang terletak di depan kita. Pengharapan itu adalah sauh yang
kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,
di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut
peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya."
(Ibrani 6:18-20). Ayub mempunyai sebuah dasar yaitu beriman kepada Tuhan,
ketika sedang menderita dan merasa bahwa kematian akan segera datang.
Ketika itu perasaan Ayub diliputi ketakutan, keputusasaan dan juga harapan,
kesemuanya campur aduk menjadi satu. Ada waktu di mana terkesan bahwa
Tuhan meninggalkannya, tetapi dia tetap percaya bahwa apa yang Tuhan perbuat
tidak pernah salah dan Dia sangat mengasihi umatNya. Akhirnya apa yang
Ayub harapkan untuk menjadi kenyataan pun terjadi sehingga ia dapat
berkata, "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala
sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal." (Ayub
42:2). Kesaksiannya, "Hanya dari kata orang saja aku
mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang
Engkau." (Ayub 42:5a). Dan, "Tuhan
memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya
yang dahulu;" (Ayub 42:12).
Banyak
dari kita yang mungkin mengalami perasaan yang campur aduk seperti yang Ayub
rasakan. Meski demikian, dalam situasi-situasi seperti itu, bagi kita
yang hidup dekat dengan Tuhan akan menerima anugerah dan pengharapan.
Kita yang percaya pada Kristus mendasarkan harapan kita pada satu kejadian nyata
dalam sejarah KebangkitanNya.
Jika kita hidup bersama Kristus kita memiliki
pengharapan yang pasti dan akan terberkati, walau secara manusia itu mustahil.
Selamat
Paskah, Tuhan Yesus memberkati. Amin
Hari
ke-4
BAWA PASIRMU
Efesus 2:1-10
Ada sebuah
kelompok pengembara yang sedang menuju suatu tempat. Mereka diharuskan membawa
pasir dalam sakunya untuk dikumpulkan di tempat yang akan dituju. Uniknya,
mereka sangat mengeluh dan merasakan betapa berat dan dalam perjalanan yang
jauh, apalagi dibebani barang bawaan yang tidak ringan. Diantara mereka ada
yang semangat dan tentunya ada pula yang tidak atau kurang bersemangat dalam
mengarungi perjalanan.
Setelah sampai
di tempat tujuan, secara mendadak pasir yang dibawa dalam saku tadi berubah
menjadi nasi dan lauknya yang siap untuk dinikmati. Melihat kejadian tersebut
takjublah para pengembara, tetapi ada sebagian pengembara yang menyesal karena
membawa pasir hanya sedikit.
Bagaimana
dengan hidup kita? Semoga tidak selalu mengeluh dan merasakan berat menanggung
setiap kejadian dan peristiwa yang terjadi dalam hidup ini. Bahwa apa yang
serasa berat, yang sedang kita jalani, ketika semua dilakukan dengan penuh
syukur dan berserah kepada Tuhan Yesus, maka hasilnya akan menjadi buah
sukacita dan kebahagiaan kita.
Mari membawa
“pasir” dalam saku kita sebagaimana yang Tuhan Yesus kehendaki dengan setia dan
tekun, dengan pengharapan: karena iman “Pasir” itu akan berarti dalam hidup
kita kelak. Tuhan memberkati. Amin.
Hari ke-5
BERSABARLAH….
Yakobus 5:7-11
Seorang petani
dengan sabar menanti hasil yang berharga dari ladang dan sawahnya. Mereka
bekerja keras, bertekun dan terkadang tidak mempedulikan situasi yang terjadi
di sekitarnya. Panas matahari dan hujan lebat yang terjadi seringkali tidak
dihiraukannya. Tidak selalu kerjakerasnya berbanding lurus dengan hasil
pertaniannya, kaena terkadang mereka mengalami gagal panen, entah karena cuaca
tidak menentu atau apapun itu.
Dewasa ini
banyak orang yang penginnya serba cepat dan instan, mulai kehilangan kesabaran,
bahkan banyak yang mengatakan kalau tidak cepat akan kehilangan peluang dan
ketinggalan kesempatan yang berharga. Kita harus yakin bahwa dalam kesabaran,
ketekunan, kesungguhan hati dan perjuangan untuk setia “menunggu” dan “merawat”
aktivitas pertanian akan mendapatkan hasil sebagaimana yang Tuhan kehendaki.
Kehidupan
sebagai umat percaya atau orang Kristen pun seperti petani yang terus berjuang
“melawan” terik matahari di waktu siang dan dinginnya curah hujan atau cuaca
yang tidak menentu demi mendapatkan hasil yang baik. Hidup ini tidak jarang
mengalami “panasnya” persoalan dan pergumulan da “dinginnya” dosa yang
membelenggu kehidupan. Kiranya kita dapat terus “bersabar dan meneguhkan hati”
untuk setia menanggung panggilan Tuhan sebagai orang Kristen sehingga kita
kedapatan sempurna ketika kedatangan Tuhan. Selamat menanggung “panas” dan
“dinginya” kehidupan, yakinlah Tuhan Yesus menyertai. Amin.
Hari ke-6
DAMAI SEJAHTERA
Amsal 3:13-26
Himat Tuhan
dapat diartikan sebagai kapasitas untuk melihat hal-hal sebagaimana Tuhan
melihatnya dan untuk merespon seturut dengan prinsip-prinsipnya. Salah satu
manfaat terbesar cara berfikir seperti ini adalah adanya damai sejahtera. Pada
umumnya ketika kehidupan berjalan mulus dan semuanya berjalan dengan baik dalam
hidup kita, tidak ada persoalan dalam hidup ini. Tetapi ketika situasi menjadi
sulit, cara berifikir bijaksana menghilang dalam pikiran kita. Damai sejahtera
segera digantikan dengan tekanan, ketakutan dan kekuatiran.
Untuk melihat
situasi yang sulit dari sudut pandang Tuhan, kita perlu hubungan yang dekat dan
intim denganNya. Ia mengasihi kita tanpa syarat dan selalu berkarya untuk
kebaikan kita, karenanya bila Ia mengizinkan sesuatu terjadi, maka ada
rancangan dan alas an Tuhan yang indah yang akan terjadi.
Kedekatan
dengan Tuhan akan membantu kita semakin mengerti dan memahami kehendak Tuhan
sekalipun dalam situasi yang sulit. Kita memiliki jaminan bahwa Ia lebih dari
cukup untuk apapun yang menerpa hidup kita, artinya dalam situasi apapun Tuhan
pasti menyertai.
Ketika
kesulitan menerpa, jangan biarkan kebijaksanaan hilang dalam hidup ini. Tetap
mengandalkan Tuhan dalam doa dan harapan. Tuhan pasti menyertai dan
mengaugerakan damai sejahtera. Amin.
Hari ke-7
PENGHARAPAN DIBALIK SENGSARA
Ayub
36:21
Allah kita
adalah Allah yang hebat dan ajaib. Rancangannya sering tidak dapat kita
pikirkan. Ya… seringkali mengijinkan kita untuk mengalami banyak hal dalam
kehidupan. Mengapa aku mengalami kegagalan? Namun dibalik semua itu, Tuhan mau
memberikan rahasia kehidupan yang benar kepada kita. Ada banyak hal dalam
kehidupan ini menjadi sebuah misteri Illahi yang sulit untuk dinalar pikiran. Manusia
berusaha untuk menebaknya, tetapi tidak mendapatkan jawabannya. Jawaban tersebut
hanya didapat di dalam Tuhan. Dia mempunyai rancangan yang indah dan mulia bagi
kita, dalam setiap peristiwa yang terjadi.
Renungan kita
mengajarkan rahasia indah dan mahal harganya dibalik kesengsaraan yang Tuhan
izinkan untuk terjadi dalam kehidupan anak-anakNya.
1.
Sengsara
menimbulkan ketekunan dan perasaan untuk semakin dekat dengan Tuhan Sang
Pencipta. Dalam kesengsaraan seseorang selalu rajin berdoa dan terus menjalin
komunikasi dengan Tuhannya.
2.
Sengsara
dapat menuntun kita kepada pembelajaran terhadap banyak hal. Membawa manusia
untuk berintrospeksi: mengapa hal ini terjadi dan mengapa saya harus mengalami
yang seperti ini? Apa yang Tuhan kehendaki untuk terjadi?
3.
Sengsara
memberi banyak keberuntungan, karena dengan sengsara manusia dapat membuka hati
untuk melihat sesuatu yang lebih baik bagi masa yang akan datang. Artinya dalam
kesengsaraan dapat mendatangan pengharapan di dalam Tuhan Yesus.
Inilah
proses pembelajaran yang Tuhan izinkan untuk terjadi dalam hidup kita. Jangan
takut untuk sengsara atau menderita! Karena Tuhan Yesus mempunyai rencana yang
indah untuk membentuk anak-anakNya menjadi tekun, tahan uji dan berpengharapan
(Rom 5:3-5). Tuhan memberkati. Amin.
4.
Hari ke-8
MENDERITA LEBIH BAIK DARI PADA TERTAWA
Pengkhotbah 7:1-14
Kesedihan bisa
berguna bagi jiwa kita, karena kesedihan dapat menyingkapkan hal-hal yang
tersembunyi dalam diri manusia. Kesedihan dapat membuat kita jujur menilai diri
sendiri apa adanya, membuat kita merenungkan kembali motivasi, maaksud dan
tujuan kehidupan kita. Dan akhirnya kita dapat mengenali siapa diri sendiri
dengan baik.
Kesedihan juga
dapat menolong kita melihat kasih setia Tuhan Allah yang sebenarnya dalam
kehidupan. Di tengah dukacita yang dialami oleh Ayub, “Hanya dari kata orang
saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang
Engkau” (Ayub 42:5).
Yesus
digambarkan sebagai “manusia kesedihan” yang bisa mengalami penderitaan (Yes
53:5). Hal ini sulit untuk dimengerti, bahkan Anak Allah yang menjelma menjadi
manusia belajar dan bertumbuh melalui dukacita yang dideritaNya (Ibr 5:8). Saat
kita berfikir tentang penderitaan-Nya juga perhatianNya terhadap penderitaan manusia,
kita akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang ingin Allah
kerjakan dalam hidup ini.
Pengkhotbah
mengingatkan kita, “Bersedih lebih baik daripada tertawa, karena muka muram
membuat kita lega” (7:3). Mereka yang tidak ingin menderita, menyangkalnya,
menganggapnya remeh, atau mencoba untuk menghilangkannya dengan berbagai alas
an, maka perasaannya tidak akan peka dan acuh tak acuh. Mereka tidak akan bisa
memahami diri sendiri dan orang lain dengan baik. Jadi sebelum kita dipakai
Allah, pertama-tama harus belajar berdukacita. Kita akan belajar lebih banyak
dari derita daripada belajar dari tertawa. Tuhan memberkati. Amin.
Hari ke-9
AWAS BUNGKUK
1 Petrus 4:7-14
Ada seorang
tua yang setiap hari menyusuri tengah kota sambil menarik gerobak reotnya.
Gerobak itu tampak sangat berat berisi plastic-plastik dan kertas bekas yang
menggunung tinggi memenuhi gerobak sampai tubuh tuanya yang mulai bungkuk
hamper tidak terlihat. Tidak peduli hujan lebat atau terik panas matahari, ia
terus saja menyusuri jalan tengah kota.
Saat persoalan
tertumpuk dalam keehidupan kita, mungkin rasanya seperti orang tua yang membawa
gerobak tadi. Permasalahan hanya tertumpuk, tidak terselesaikan dan membuat
hidup terbelenggu. Masalah satu belum selesai, muncul masalah yang lain.
Kehidupan dijalani dengan sangat berat karena masalah demi masalah yang
menumpuk dan membungkukan jiwa kita. Namun tata cara kehidupan Kristen dalam
bacaan kita, 1 Petrus 4:7-14 memberikan cara nyata dalam kita menghadapi persoalan,
sehingga kita dapat merdeka dari belenggu permasalahan. Salah satu caranya
adalah kita diminta untuk menguasai diri supaya tenang. Menguasai diri berarti
tidak mudah kalut, tidak mudah emosional mengambil keputusan saat mengalami
masalah, dan menyelesaikan persoalan hidup dengan cara yang tenang. Di dalam
tenang dan berserah kepada Tuhan itulah kita bisa berjumpa dengan Allah, Sang
Sumber Kehidupan lewat doa dan keluh kesah kepadaNya.
Masalah
kehidupan sama seperti beban yang menumpuk yang diangkut orang tua diatas dan
membuatnya sampai bungkuk. Persoalan itu menumpuk begitu berat dan memberatkan
orang yang mempunyai masalah. Mampu menguasai diri dan menjadi tenang saat
masalah datang adalah awal kemerdekaan hidup kita, sehingga bisa merasakan damai
sejahtera Allah.
Dalam
pra-paskah ini masih ada waktu untuk melepaskan beban yang membungkukan hidup
kita. Mari membuka hati selebar-lebarnya agar dapat memuliakan nama Tuhan
Yesus. Tuhan memberkati. Amin.
Hari
ke-10
ALLAHKU ADALAH KEKUATANKU
Yesaya 49:1-6
Suatu
malam saya teringat akan ibadah unduh-unduh dan lelangan persembahan natura
yang ada. Sebelum berangkat ke gereja saya sudah menyampaikan kepada istri
bahwa nanti akan turut melelang, “Saya akan melelang persembahan ayam.
Seberapapun harganya”. Maka dengan segera dan penuh harap kamipun berangkat ke
gereja. Sesampai di gereja dan ibadah syukur selesai, acara lelangan yang kami
tunggupun dimulai. Sesuai dengan rencana, kamipun melelang ayam.
Saya
menggambarkan diri saya ini adalah
persembahan natura, yang sudah sejak awal ditentukan oleh pembawa persembahan
untuk dibawa kehadapan Tuhan dalam ibadah unduh-unduh dan kemudian dilelang
sebagai wujud syukur umat. Sejak awal
sudah dipilih oleh Tuhan dan ditebus sebagai milik Tuhan (ayat 5). Itu artinya bahwa “saya”
adalah harta yang mulia bagi Tuhan dan yang pasti Tuhan punya rencana yang
indah pula dalam hidup ini. Tetapi…. Saya merasa malu, sebagai orang yang
dipilih Tuhan Yesus telah menyia-nyiakan hidup ini dengan tindakan dan ucapan
yang tidak berguna. Seringkali membuang waktu dengan percuma. “Aku telah bersusah-susah dengan percuma,
dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna” padahal “hakku terjamin pada Tuhan dan upahku pada
Allahku” (ayat 4).
Renungan
ini menyadarkan saya untuk mengerti bahwa Tuhan
telah memilih saya sebagai persembahan lelangan yang mulia untuk menjadi berkat
bagi yang menerima. Kiranya saya dapat menjadi berkat bagi orang lain dan
terang bagi sesame. Saya yakin bisa
karena Allah adalah kekuatanku. Terima kasih Tuhan Yesus. Tuhan memberkati.
Amin.
TANGGALKAN BEBANMU
Ibrani 12:1-3
Rasanya
tidak mungkin hidup di dunia ini tanpa memiliki beban persoalan atau pergumulan
sedikitpun. Semua orang pasti mempunyai pergumulan doa: ada yang berat dan ada
pula yang ringan. Ada orang yang ketika mengalami persoalan kemudian tidak
dapat tidur, selalu kepikiran, pusing dan mengakibatkan “darah tinggi” dan
sebaliknya ada orang yang meskipun mengalami persoalan yang berat, tidurnya-pun
nyaman-nyaman saja. Dengan kata lain setiap orang mempunyai respon yang tidak
sama terhadap persoalan yang muncul di tengah kehidupan.
Bagi
yang mudah baper (kebawa perasaan),
mendengar omongan yang keras sedikit saja sudah serba perasaan, mudah sakit
hati, sehingga hubungan dengan orang lain terganggu. Kalau sudah begitu makan
dan tidur pun ikut terganggu. Akhirnya sakit perut, kepala pusing, mual dan
mungkin jatuh sakit.
Hari
ini kita diingatkan oleh firman Tuhan dalam Ibrani 12:1-3, “Marilah kita
menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita” (ayat 1). Beban
berat dalam hidup kita letakan, supaya kita menjadi enteng. Pikiran pusing kita
tinggalkan dan arahkan hati hanya kepada Tuhan Yesus. Sebab beban dan dosa akan
menghalangi kita kepada Yesus.
Mau
berjumpa dengan Tuhan Yesus dalam suka dan duka? Mari tinggalkan beban yang
merintangi, datang kepada Tuhan Yesus dalam doa dan pujian. Ajak suami-istri
dan anak-anak untuk datang kepada Tuhan Yesus, pasti menjadi enteng di dalamNya. Karena ketika sudah
tidak ada lagi beban pikiran dan dosa, tidak ada hambatan dan rintangan,
kapanpun kita dapat merasakan sukacita Tuhan Yesus. Tuhan memberkati. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar