GKJW Pro

GKJW Pro
Majelis Jemaat GKJWPro

Minggu, 15 April 2018

Ibadah Penghiburan

AKU AKAN TERUS MENGENANGMU BAPAK
Bapak Suwadi

Hari ini, genap tujuh hari kepergian bapak dalam peristiwa kematian meninggalkan kami di dunia. Masih sangat kuat membekas dalam hati perihal tutur kata dan didikan yang diajarkan kepada kami anak-anaknya. Kalimat yang selalu saya ingat sejak masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) sampai dengan hari ini adalah “Tugas kamu adalah belajar. Tidak usah ikut berfikir perihal bagaimana harus membayar biaya sekolah. Itu semua tanggung-jawab bapak”. (Hampir) selalu kalimat yang senada dengan diatas, yang disampaikan kepada kami anak-anaknya ketika tiba waktunya membayar SPP, tetapi belum ada dana untuk melunasinya.
Kematian bapak memang patut untuk selalu diingat dan dikenang dalam kehidupan anak-anaknya. Ia memiliki pengaruh yang besar. Segala didikan dan ajaran, baik secara lisan maupun dalam tindakan: membentuk karakater dan kepribadian anak-anak; mengarahkan anak-anak untuk mampu menentukan pilihan yang terbaik dalam kehidupan secara pribadi dan keluarga; dan menjadikan anak-anak untuk tumbuh secara dewasa dalam iman – spiritual.
Hal ini mengingatkan saya akan kata-kata bijak “Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk” (Amsal 10:7). Dan “Nama baik lebih berharga daripada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik daripada perak dan emas” (Amsal 22:1). Pengkotbah pun menegaskan bahwa “Nama yang harum lebih baik daripada minyak yang mahal” (7:1).
Pertanyaannya, perihal apakah yang membuat orang-orang yang sudah meninggal, (termasuk bapak) layak untuk terus dikenang oleh generasi terkemudian? Keteladanan dalam tindakan kasih, hidup dengan penuh sukacita, senantiasa menyatakan damai sejahtera, kesabaran, kemurahan dan dengan setia mewartakan kebaikan dalam berbagai kesempatan (Gal. 5:22-23) adalah hal-hal yang membuat seseorang disebut sebagai “orang besar”. Tindakan mereka yang sudah meninggal, yang demikianlah yang menjadi kenangan dan warisan terindah.
Bagi kita yang masih tinggal, hidup di dunia ini, bagaimana kehidupan kita saat ini diingat dan dikenang oleh generasi setelah kita, dan tentunya dicatat dalam buku kehidupan (Wahyu 20:11-15) sebagai orang-orang yang menerima anugerah mahkota kehidupan. Jadikan diri kita berarti dan jangan sia-siakan hari-hari anda untuk terus menjadi kenangan. Aku akan selalu mengenangmu, bapak: sekarang dan sepanjang hidupku.@@@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ADVEN-NATAL DAN TEOLOGI DISABILITAS BAGI ANAK REMAJA[1]

  Imanuel Teguh Harisantoso [2] 1.      GKJW menyebut “ibadah adalah berhimpunnya warga untuk menghadap dan mewujudkan persekutuannya deng...