Oleh Imanuel Teguh Harisantoso
Donald
L. Griggs dalam bukunya, Teaching
Teachers to Teach (1988), menguraikan bahwa terdapat sepuluh (10) aspek
kurikulum yang harus diputuskan oleh seorang guru (baca: katekit)dalam
pengajarannya di kelas. Dalam proses perencanaan dan implementasinya katekit
harus membuat beberapa keputusan.
Siapa yang
akan saya ajar?
Pertanyaan apa yang akan saya tanyakan?
Bagaimana saya dapat menggali lebih dalam?
Apa yang akan saya sampaikan merespon pertanyaan yang muncul?
Pertanyaan apa yang akan saya tanyakan?
Bagaimana saya dapat menggali lebih dalam?
Apa yang akan saya sampaikan merespon pertanyaan yang muncul?
Kesepuluh
aspek kurikulum ini hanya merupakan garis besar atau outline. Artinya katekit tidak boleh hanya bergantung pada hal ini
saja, tetapi dapat membuat banyak keputusan dalam perencanaan maupun
implementasinya. Tujuanya adalah supaya katekit dapat melayani dengan tujuan
yang jelas dan terukur.
1.
Apa yang akan saya ajarkan?
a.
Kurikulum
adalah “titik berangkat”, tetapi aspeknya terlalu banyak.
b.
Katekisan
harus memilih kata kunci (konsep) atau ide dasar yang menjadi focus
pengajaranya.
c.
Konsep
adalah rangkaian kata-kata yang dipakai untuk mengungkapakan pengalaman, pemikiran,
objek dan lain sebagainya yang dikomuniksikan dengan yang lain.
d.
Konsep
adalah focus dari seluruh pengajaran.
e.
Penting
untuk dilakukan adalah menghubungkan konsep pengajaran dengan pengalaman hidup
katekisan.
2.
Apa yang akan dipelajari oleh
katekisan?
a.
Penting
bagi para katekit adalah harus memiliki tujuan khusus (Tujuan Instruksional Khusus
– specific objective) dalam
perencanaan maupun pengajaran
b.
Tujuan
– Tujuan Instruksional Khusus – yang hendak dicapai katekit bagi katekisan (diharapkan)
dapat dicapai dalam satu tatap muka atau periode tertentu.
c.
TIK
harus dirumuskan secara spesifik berkaitan dengan kegiatan katekisan.
d.
TIK
akan menolong katekit untuk melakukan evluasi baik proses maupun hasil
pengajaran.
3.
Aktifitas pengajaran apa dan
bagaimana yang perlu saya rencanakan dalam kelas?
a.
Berbagai
aktivitas pengajaran dapat melibatkan katekisan dalam setiap session.
b.
Aktivitas
pengajaran harus representative dari berbagai minat, bakat, tingkat pemahaman
dan kemampuan.
c.
Aktivitas
baru yang bermakna harus diperkenalkan dan dicoba secara regular.
4.
Sumber-sumber belajar apa yang
saya pakai dan dipakai katekisan?
a. Sumber-sumber
yang dipakai bukan sekedar “coba-coba” sehingga katekisan menjadi “kelinci
percobaan” dan juga bukan sebagai alat atau muslihat (gimmicks and gadgets).
b. Sumber-sumber
yang dipakai harus bermakna bagi katekisan yang terlibat dalam proses
pembeajaran.
c. Sumber-sumber
harus diseleksi dengan hati-hati.
d. Sumber-sumber
yang dipakai adalah bagi katekit dan
katekisan.
e. Berbagai
sumber yang bermanfaat dapat dipakai.
5.
Setrategi apa yang akan saya
pakai untuk memotivasi katekisan terlibat dalam pengajaran?
a.
Perlu
dipikirkan dengan matang, baik dan dikerjakan dengan hati-hati strategi yang
dipakai untuk menarik perhatian, minat katekisan dan sesuai dengan tujuan
pengajaran.
b.
Strategi
yang dipakai paling tidak mengandung lima elemen yaitu: pembukaan, presentasi,
pendalaman, kreativitas dan penutup.
6.
Bagaimana ruangan harus diatur?
a.
Penataan
ruangan, dekorasi, dan sumber-sumber pengajaran yang sesuai dengan tujuan sesungguhnya
merupakan kata-kata yang hendak kita sampaikan.
b.
Semua
materi yang dipakai sebaiknya dapat dilihat dengan maksimum dan katekisan dapat
leluasa bergerak.
c.
Perlunya
pengaturan ruangan, meja-kursi, alat-alat dan bahan-bahan secara regular.
7.
Pertanyaan apa yang akan saya
berikan?
a.
Pertanyaan
sangat penting, tetapi juga membutuhkan aktivitas.
b.
Hal
ini akan membantu penyusunan rencana pertayaan-pertanyaan kunci, dan ini yang
harus disipkan oleh katekit.
c.
Minimal
terdapat tiga tingkatan pertanyaan yang digunakan: informatoris, analisis dan
pertanyaan pribadi.
8.
Pilihan-pilihan yang bagaimana
yang dapat dipakai katekisan selama pengajaran?
a.
Pilihan-pilihan
kegiatan yang diberikan kepada katekisan akan membangkitkan motivasi dan
keterlibatannya.
b.
Pilihan-pilihan
tersebut harus dipertimbangkan dalam setiap tahap rencana pembelajaran.
c.
Pilihan-pilihan
yang ada perlu didiskusikan dan dievaluasi.
9.
Arahan-arahan apa yang akan
saya berikan?
a.
Keberhasilan
katekisan dalam aktivitas pembelajaran seringkali ditentukan oleh berbagai
arahan yang diberikan katekit.
b.
Katekisan
perlu dibimbing dalam setiap partisipasinya.
c.
Arahan-arahan
seharusnya diungkapkan dengan jelas dan mudah dipahami.
d.
Arahan
harus diberikan dalam tahap-tahap tertentu.
10. Bagaimana
saya merespon atau menanggapi katekisan yang mengucapkan atau melakukan
sesuatu?
a.
Penguatan
bagi katekisan oleh katekit akan meningkatkan motivasi dan partisipasinya.
b.
Katekisan
membutuhkan feedback dan tanggapan
dari katekit. Katekit
dapat mengembangkan repertoire
(ungkapan yang bermakna) bagi katekisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar