GKJW Pro

GKJW Pro
Majelis Jemaat GKJWPro

Sabtu, 07 Oktober 2017

SEPULUH ASPEK KURIKULUM

Oleh Imanuel Teguh Harisantoso
Donald L. Griggs dalam bukunya, Teaching Teachers to Teach (1988), menguraikan bahwa terdapat sepuluh (10) aspek kurikulum yang harus diputuskan oleh seorang guru (baca: katekit)dalam pengajarannya di kelas. Dalam proses perencanaan dan implementasinya katekit harus membuat beberapa keputusan.
Siapa yang akan saya ajar?
Pertanyaan apa yang akan saya tanyakan?
Bagaimana saya dapat menggali lebih dalam?
Apa yang akan saya sampaikan merespon pertanyaan yang muncul?
Kesepuluh aspek kurikulum ini hanya merupakan garis besar atau outline. Artinya katekit tidak boleh hanya bergantung pada hal ini saja, tetapi dapat membuat banyak keputusan dalam perencanaan maupun implementasinya. Tujuanya adalah supaya katekit dapat melayani dengan tujuan yang jelas dan terukur.
1.     Apa yang akan saya ajarkan?
a.    Kurikulum adalah “titik berangkat”, tetapi aspeknya terlalu banyak.
b.    Katekisan harus memilih kata kunci (konsep) atau ide dasar yang menjadi focus pengajaranya.
c.     Konsep adalah rangkaian kata-kata yang dipakai untuk mengungkapakan pengalaman, pemikiran, objek dan lain sebagainya yang dikomuniksikan dengan yang lain.
d.    Konsep adalah focus dari seluruh pengajaran.
e.     Penting untuk dilakukan adalah menghubungkan konsep pengajaran dengan pengalaman hidup katekisan.

2.     Apa yang akan dipelajari oleh katekisan?
a.    Penting bagi para katekit adalah harus memiliki tujuan khusus (Tujuan Instruksional Khusus – specific objective) dalam perencanaan maupun pengajaran
b.    Tujuan – Tujuan Instruksional Khusus – yang hendak dicapai katekit bagi katekisan (diharapkan) dapat dicapai dalam satu tatap muka atau periode tertentu.
c.     TIK harus dirumuskan secara spesifik berkaitan dengan kegiatan katekisan.
d.    TIK akan menolong katekit untuk melakukan evluasi baik proses maupun hasil pengajaran.

3.     Aktifitas pengajaran apa dan bagaimana yang perlu saya rencanakan dalam kelas?
a.    Berbagai aktivitas pengajaran dapat melibatkan katekisan dalam setiap session.
b.    Aktivitas pengajaran harus representative dari berbagai minat, bakat, tingkat pemahaman dan kemampuan.
c.     Aktivitas baru yang bermakna harus diperkenalkan dan dicoba secara regular.

4.     Sumber-sumber belajar apa yang saya pakai dan dipakai katekisan?
a.    Sumber-sumber yang dipakai bukan sekedar “coba-coba” sehingga katekisan menjadi “kelinci percobaan” dan juga bukan sebagai alat atau muslihat (gimmicks and gadgets).
b.    Sumber-sumber yang dipakai harus bermakna bagi katekisan yang terlibat dalam proses pembeajaran.
c.     Sumber-sumber harus diseleksi dengan hati-hati.
d.    Sumber-sumber yang dipakai adalah  bagi katekit dan katekisan.
e.     Berbagai sumber yang bermanfaat dapat dipakai.

5.     Setrategi apa yang akan saya pakai untuk memotivasi katekisan terlibat dalam pengajaran?
a.    Perlu dipikirkan dengan matang, baik dan dikerjakan dengan hati-hati strategi yang dipakai untuk menarik perhatian, minat katekisan dan sesuai dengan tujuan pengajaran.
b.    Strategi yang dipakai paling tidak mengandung lima elemen yaitu: pembukaan, presentasi, pendalaman, kreativitas dan penutup.

6.     Bagaimana ruangan harus diatur?
a.    Penataan ruangan, dekorasi, dan sumber-sumber pengajaran yang sesuai dengan tujuan sesungguhnya merupakan kata-kata yang hendak kita sampaikan.
b.    Semua materi yang dipakai sebaiknya dapat dilihat dengan maksimum dan katekisan dapat leluasa bergerak.
c.     Perlunya pengaturan ruangan, meja-kursi, alat-alat dan bahan-bahan secara regular.

7.     Pertanyaan apa yang akan saya berikan?
a.    Pertanyaan sangat penting, tetapi juga membutuhkan aktivitas.
b.    Hal ini akan membantu penyusunan rencana pertayaan-pertanyaan kunci, dan ini yang harus disipkan oleh katekit.
c.     Minimal terdapat tiga tingkatan pertanyaan yang digunakan: informatoris, analisis dan pertanyaan pribadi.


8.     Pilihan-pilihan yang bagaimana yang dapat dipakai katekisan selama pengajaran?
a.    Pilihan-pilihan kegiatan yang diberikan kepada katekisan akan membangkitkan motivasi dan keterlibatannya.
b.    Pilihan-pilihan tersebut harus dipertimbangkan dalam setiap tahap rencana pembelajaran.
c.     Pilihan-pilihan yang ada perlu didiskusikan dan dievaluasi.

9.     Arahan-arahan apa yang akan saya berikan?
a.    Keberhasilan katekisan dalam aktivitas pembelajaran seringkali ditentukan oleh berbagai arahan yang diberikan katekit.
b.    Katekisan perlu dibimbing dalam setiap partisipasinya.
c.     Arahan-arahan seharusnya diungkapkan dengan jelas dan mudah dipahami.
d.    Arahan harus diberikan dalam tahap-tahap tertentu.

10. Bagaimana saya merespon atau menanggapi katekisan yang mengucapkan atau melakukan sesuatu?
a.    Penguatan bagi katekisan oleh katekit akan meningkatkan motivasi dan partisipasinya.
b.    Katekisan membutuhkan feedback dan tanggapan dari katekit. Katekit dapat mengembangkan repertoire (ungkapan yang bermakna) bagi katekisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ADVEN-NATAL DAN TEOLOGI DISABILITAS BAGI ANAK REMAJA[1]

  Imanuel Teguh Harisantoso [2] 1.      GKJW menyebut “ibadah adalah berhimpunnya warga untuk menghadap dan mewujudkan persekutuannya deng...