AKU AKAN
TERUS MENGENANGMU BAPAK
Bapak Suwadi |
Hari ini,
genap tujuh hari kepergian bapak dalam peristiwa kematian meninggalkan kami di
dunia. Masih sangat kuat membekas dalam hati perihal tutur kata dan didikan
yang diajarkan kepada kami anak-anaknya. Kalimat yang selalu saya ingat sejak
masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) sampai dengan hari ini adalah
“Tugas kamu adalah belajar. Tidak usah ikut berfikir perihal bagaimana harus
membayar biaya sekolah. Itu semua tanggung-jawab bapak”. (Hampir) selalu
kalimat yang senada dengan diatas, yang disampaikan kepada kami anak-anaknya
ketika tiba waktunya membayar SPP, tetapi belum ada dana untuk melunasinya.
Kematian bapak
memang patut untuk selalu diingat dan dikenang dalam kehidupan anak-anaknya. Ia
memiliki pengaruh yang besar. Segala didikan dan ajaran, baik secara lisan
maupun dalam tindakan: membentuk karakater dan kepribadian anak-anak; mengarahkan
anak-anak untuk mampu menentukan pilihan yang terbaik dalam kehidupan secara
pribadi dan keluarga; dan menjadikan anak-anak untuk tumbuh secara dewasa dalam
iman – spiritual.
Hal ini
mengingatkan saya akan kata-kata bijak “Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama
orang fasik menjadi busuk” (Amsal 10:7). Dan “Nama baik lebih berharga daripada
kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik daripada perak dan emas” (Amsal 22:1).
Pengkotbah pun menegaskan bahwa “Nama
yang harum lebih baik daripada minyak yang mahal” (7:1).
Pertanyaannya,
perihal apakah yang membuat orang-orang yang sudah meninggal, (termasuk bapak)
layak untuk terus dikenang oleh generasi terkemudian? Keteladanan dalam tindakan
kasih, hidup dengan penuh sukacita, senantiasa menyatakan damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan dan dengan setia mewartakan kebaikan dalam berbagai
kesempatan (Gal. 5:22-23) adalah hal-hal yang membuat
seseorang disebut sebagai “orang besar”. Tindakan mereka yang sudah meninggal,
yang demikianlah yang menjadi kenangan dan warisan terindah.
Bagi kita yang masih
tinggal, hidup di dunia ini, bagaimana kehidupan kita saat ini diingat dan
dikenang oleh generasi setelah kita, dan tentunya dicatat dalam buku kehidupan
(Wahyu 20:11-15) sebagai orang-orang yang menerima anugerah mahkota kehidupan. Jadikan
diri kita berarti dan
jangan sia-siakan hari-hari anda untuk terus menjadi kenangan. Aku akan selalu
mengenangmu, bapak: sekarang dan sepanjang hidupku.@@@